Senin, 07 Mei 2012

Audria Gisella Kinarian

Born on November 30, 2011 04.50 AM at RS St.Carolus through natural labor with the help of Dr. Ekarini Aryasatiani SpOG. Audria Gisella Kinarian , taken from English-Hungary-Indonesian words meaning “Janji mulia anak yang cerdas & kuat, untuk berhasil dengan baik”. The perfect anniversary present from God.

Perkiraan tanggal kelahiran sih sebenernya 10 Desember 2011, tapi waktu itu aku mengalami KPD (Ketuban Pecah Dini) di usia kandungan 38 minggu.
Tanggal 29 November sore aku & suami pergi kontrol ke RS St. Carolus, hari itu tepat usia kandunganku 38 minggu. Setelah cek USG dan lain-lain,  dr. Rini bilang kalau berat bayi Oddy sudah terlalu besar untuk usia kandungan 38 minggu. Dan diharuskan banyak bergerak agar bayi cepat lahir karena sebenernya Puji Tuhan posisi bayi sudah OK, dan tidak ada gangguan apapun kecuali soal berat bayi. Perkiraan dr. Rini jika bayi lahir tepat waktu ( 40 minggu) kemungkinan berat bayiku lebih dari 4kg dan mau nggak mau, suka nggak suka harus melahirkan secara caesar.   Selain itu dokter meminta suami "sumbang sperma" untuk merangsang kontraksi. Dalam perjalanan pulang dari Rumah Sakit sambil mengelus perut, aku bilang "Ade kapan mau ketemu mama..? jangan lama-lama ya de.. kan papa udah gajian.." :))

Sebelum pulang ke rumah, kita sempat pergi ke Carefour buat beli beberapa perlengkapan bayi, seperti keranjang baju, detergen pakaian bayi, dll. 
Sesampainya di rumah, kira-kira jam 10 malam seperti biasa bersih-bersih rumah, masak buat besok pagi, dan cuci pakaian bayi. Sambil manasin air,  leyeh-leyeh deh di kasur.

Kira-kira jam 12 malam, suami teriak dari ruang TV kalau airnya sudah panas. Bangun dari tempat tidur terasa ada letupan dibawah perut, begitu berdiri airpun ngrembes keluar. Langsung pergi ke ruang tengah dan bilang "Yang, kayaknya aku mau lahiran deh", suami yang saat itu lagi asik browsing langsung berdiri panik "Hah?kok sekarang?trus gimana?kita ke dokter sekarang" hahaha.. aku cuma cengar-cengir sambil sebutin apa aja yang mesti dibawa, setelah itu dia sibuk lari mondar-mandir siapin barang-barang tadi. Aku telpon dr. Rini dan kita janjian ketemu di Rumah sakit.

Jam 1 dini hari kita jalan ke Rumah sakit, langsung menuju ke Ruang Bersalin. Setengah jam kita tunggu di depan pintu sambil beberapa kali menekan bel tapi masih ngga ada yang membuka pintu, akhirnya suami menghubungi dr. Rini (yang untungnya masih keluarga) dan 5menit kemudian keluarlah suster sambil meminta maaf karena tenyata belnya rusak saudara-saudara.

Didorong masuk ke ruang bersalin, ganti baju, ke kamar kecil, lalu cek detak jantung, dan bla-bla-bla. Susternya bilang kalau dalam satu jam belum ada mulas kita rangsang ya bu.. (*tarik nafas panjang)

Satu jam kemudian si mulas pun tak kunjung datang, akhirnya dimasukanlah si obat sebesar ujung korek api yang entah apa namanya ke dalam vagina, 5menit.. 30 menit.. masih bisa update status di fesbuk sambil ketawa-ketiwi.. satu jam kemudian drama pun dimulai.. dari cuma meringis-ringis sampai teriak-teriak lebay minta dokternya cepat-cepat dateng.. suami pun jadi pelampiasan rasa sakit, dicubit, digigit, ditarik-tarik bajunya.. hahaha
Lagi-lagi puji Tuhan hanya membutuhkan waktu satu setengah jam saja dari pembukaan 3 ke pembukaan delapan, jam 02.00 masuk obat, jam 03.00 mulai kontraksi lalu jam 04.30 mulai masuk pembukaan delapan. Suasana di Ruang  bersalin sudah heboh, dr. Rini masih dalam perjalanan karena perkiraan beliau baby Oddy lahir sekitar jam 6 pagi, tapi ternyata baby Oddy sudah ngga sabar untuk ketemu mama.. :)
Jam 04.45 suster minta ijin dokter & suami untuk membantu proses kelahiran, karena ternyata kepalanya sudah kelihatan! Berbekal latihan-latihan selama senam hamil di RS. St. Carolus selama 3minggu terakhir, saya pun berdoa & mengerahkan seluruh kekuatan. 
Jam 04.50 lahirlah putri cantik kami dengan tendangan & tangisan kuat. Welcome to the world baby Oddy. Terima Kasih Tuhan YME atas anugerah yang indah & tidak ternilai ini, Suamiku yang setia & sabar mendampingi, dr. Ekarini yang selama sembilan bulan selalu memantau & menjaga kondisi baby Oddy, dan tentu saja suster-suster di RS St. Carolus (salah satunya suster Indri) yang telah dengan sabar & sigap membantu proses kelahiran baby Oddy.



3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Andrew Dwily5 April 2015 06.03

    Saya sangat tidak rekomendasi RS Carolus atau Dr Ekarini. Biayanya mahal, tempatnya jelek, dan yang kerja disana galak, kurang professional dan tak peduli pasien. Saya melahirkan di 2014, tapi saya sampai sekarang masih trauma dan tak mau punya anak lagi.

    Waktu hamil pre-natal sama Dr Ekarini. Cukup baik, tapi harus tunggu lama2. Tunggu 7 atau 8 jam untuk ketemu doktor 5 minut aja.

    Tapi waktu melahirkan, disaster total. Saya di induksi. Pernah tunggu doktor 7 jam tadi dan waktu induksi sudah malam. Ruangnya gelap dan seram. Doktor sudah pulang dan tidak ada yang bantu saya. Saya 14 jam sakit minta ampun dan muntah2 terus. Bidan tidak peduli apa2. Mereka tertawa aja. Sampai pagi bidan siksa aku, bicara yang galak dan ada bidan pukul saya.

    Doktor Ekarini pernah janji saya di kasih anti-sakit waktu melahirkan, tapi tidak jadi di kasih.

    Siang saya di suruh caesar, tapi sesudah saya tanda tangan untuk casar masih tunggu lama2 dan masih sakit bangat. Bidan cuek aja dan saya di tinggalin di korridor.

    Sesudah caesar saya sakit lagi. Saya minta perawat kasih obat anti-sakit, tapi tidak ada yang bantu.

    Apa lagi, bayiku harus di rawat di Goretty karna sakit. Dia kurang oxygen karna telat caesar. Biayanya mahal dan perawat disana galak sama ibu dan bayi.

    BalasHapus